MAKALAH AGAMA ISLAM (Sumber Pokok Ajaran Agama Islam Alquran )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara
tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an mengandung berbagai
kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga
hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi.
Al-Qur’an
menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunnya Al Qur’an
melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di
dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya
kemudian Al Qur’an di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum
Islam pertama sebelum Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban
manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan mengamalkan ajaran
Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika
kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim.
Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10
pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan
ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama adalah Al Qur’an dan
As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al
Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan Agama Islam itu sendiri
sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya dilakukan oleh nabi Muhammad
SAW. Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156) kita dianjurkan agar menaati
Allah dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan kepada
Allah dan rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada ketentuanNya yang
terdapat di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi Muhammad SAW yang terdapat di
dalam HaditsNya
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Al Qur’an?
2. Apa makna Agama Islam?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Al Qur’an dalam kehidupan?
4. Apa saja nama lain
dari Al Qur’an ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Al
Qur’an
2. Mengetahui makna Agama
Islam
3. Mengetahui peranan dan
fungsi Al Qur’an
4. Mengetahui pemahaman
dalam pendekatan Al Qur’an
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
AL-QUR’AN
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam.
Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah
yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima
RasulullahSAW, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an
merupakan salah satu kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh
umat Islam dan sampai sekarang masih terjaga keasliannya.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Al-Qur’ yaitu :
1. Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam.
2. Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan
beribadah dalam membacanya.
3. Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam
Allah SWT yang mengandung mukjizat yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
Rasul dengan perantara malikat jibril. Mukjizat adalah sesuatu yang membuat
laanna lemah atau membujuk agar orang untuk beriman.
Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat
terbesar Rasulullah SAW. Mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian secara
Etimologi ( bahasa ) dan pengertian menurut terminology ( istilah )
Al-Qur’an menurut Etimologi ( bahasa
) yaitu
bacaan atau yang dibaca. Kata Al-Qur’an adalah bentuk mashddar dari
fi’il qara’a yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu ( yang dibaca atau
bacaan ).
Pengertian diatas dapat kita baca
dalam surah Al-Qiyamah ayat 17-18 sebagai berikut :
اِنَّ
عَلَيْنَا جَمْعَه وَقُرْانَه . فَإِﺫَﺍ قَرَأْ نَه فَاتَّبِعْ قُرْانَه (القيامة
: 17-18)
Artinya: "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu. (Q.S. Al- Qiyamah, 17-18)
Menurut imam syarii Al-Qur’an bukan
berasal dari qara’a karena Al-Qur’an berasal dari sang pencipta atau allah yang
menamai ciptaannya
Al-Qur’an menurut terminology (
istilah ) adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang ditulis dalam mushhaf. Secara lengkap Dr.Bakhri Syaikh Amin
mendefenisikan Al-Qura’an sebagai berikut : Artinya: "
“Al-Qur’an
adalah kalam Allah SWT yang mengandung kemukjizatan, yangditurunkan kepada
penutup para nabi dan rasul, melalui perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam
mushaf, dihafal di dalam dada, disampaikan kepada kita secara mutawatir,
membacanya memiliki nilai ibadah, (disusun secara sistematis) mulai dari surat
al-Fatihah sampai surat al-Nas”.
Al-Quran adalah mukjizat Nabi
Muhammad SAW. Maka tidak ada seorangpun manusia atau jin, baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama yang sanggup membuat yang serupa dengan Al-Qur’an. mereka
tidak akan mampu membuatnya. Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu dalam ayat
berikut :
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Tidak hanya untuk memperkuat kerasulannya dan sebagai
kemukjizatannya yang abadi, telah diturunkannya itu mempunyai fungsi dan
tujuan bagi umat manusia.
Al- Qur’an diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain :
1.
Malikat
Jibril memasukkan wahyu itu kedalam hati Nabi Muhammad SAW tanpa
memperlihatkan wujud aslinya. Nabi saw tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah
berada didalam hatinya
2.
Malikat
Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata
dihadapan Nabi SAW.
3.
Wahyu
turun kepada Nabi SAW seperti gemerincing lonceng. Menurut Nabi SAW cara inilah
yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat
meskipun wahyu itu turun dimusim dingin yang sangat dingin.
4.
Malikat
jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujud yang aslinya. Setiap kali
mendapat wahyu Nabi SAW lalu menghafalnya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang
diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan jibril kepadanya.
Al- Qur’an adalah kitab suci yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petujuk-petunjukbagi umat
manusia. Al- Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka
yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Al- Qur’an tidak hanya
diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu abad, tetapi untuk seluruh
umat manusia dan untuk sepanjang masa. oleh karena itu, luas ajaran-ajarannya
sama dengan luasnya umat manusia.
Begitu luasnya objek ssasaran Al-
Qur’an secara garis besar, pokok-pokok isi Al- Qur’an itu
meliputi :
1. Masalah akidah 6. Masalah
sains
2. Masalah ibadah 7. Masalah
sejarah
3. Masalah mu’amalah 8. Masalah
teknologi
4. Masalah akhlak
5. Masalah hukum
B.
FUNGSI AL-QUR’AN
Adapun fungsi dan tujuan Al- Qur’an diturunkan
sebagai berikut :
1. Sebagai
petunjuk manusia
Sudah
tidak diragukan lagi bahwa Al- Qur’an memberikan petunjuk dalam
persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak. Dan Allah SWT telah
menugaskan Rasul SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap. Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan
pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara
manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat
peraturan-peraturan seperti:beribadah langsung kepada Allah
Swt, berkeluarga, bermasyarakat,
berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan
pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt.
Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.
2. Sumber pokok ajaran Islam
Allah SWT telah menjelaskan dengan
firmannya, antara lain :
(QS: Al-An'am Ayat: 38)
وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ
أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ
رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Artinya : “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi
dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga)
seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472],
kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Sudah
tidak disangkal lagi bahwa didalam Al- Qur’an Allah telah
menerangkansegala sesuatu yang diperlukan manusia, baik didunia maupun di
akhirat.
Di
dalam Al- Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan kaidah-kaidah syari’at serta hukum
-hukumnya yang cocok untuk diterapkan didalam disegala zaman dan tempat, serta
diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Tidak dibatasi untuk suatu golongan
atau suatu bangsa saja.
Dan
didalam Al- Qur’an, Allah menerangkan hukum yang menyeluruh, akidah yang tegas,
dalil yang kuat dan akurat untuk menyatakan kebenaran agama Islam. Karena
itulah, maka Al- Qur’an dapat berlaku sepanjang zaman, hukum-hukumnya
yang menyeluruh terus dijadikan sumber hukum bagi hukum -hukum yang lain.
3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia
Di dalam Al- Qur’an ,
banyak terdapat kisah para Nabi atau Rasul beserta umatnya. Ada yang mengungkapkan
kebaikan-kebaikannya yaitu kepatuhan dan ketaatan umat kepada Rasulnya, dan ada
yang mengungkapkan keburukan-keburukannya yaitu keingkarandan kesembongan umat
kepada Rasulnya.
Kesemuanya
itu merupakan peringatan an pelajaran bagi kita. Kisah-kisah dalam Al-
Qur’an tidak hanya dimaksudkan untk menguraikan sejarah, melainkan
yang terpenting ialah menggambarkan bagaimana cara yang ditempuholeh para
Nabidan Rasul terdahuludalam mengembangkan dan menyeru kepada kebenaran.
Dan
bagaimana tantangan dan penderitaan yang mereka hadapi yang merupakan
peringatan dan pelajaranyang sangat berharga bagi para penegak agama yang
membawa kebenaran yang hakiki.
4. Al-Qur’an
sebagai Kalamullah
Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya.
Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama
dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat
manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Sebagai Kalamullah,
Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam
lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).
Wahyu Allah SWT yang
diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah suatu ilmu yang dikhususkan untuk
mereka. Kumpulan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al
Qur’an, yang merupakan pembawa rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi
manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
5. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum
Islam
Sumber
hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-Sunnah,
dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda
Rasulullah Muhammad
SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil pemikiran para
ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al
Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi
segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga fenomena alam. Al Quran
mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36),
mendorong manusia melakukan penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101),
menaklukkan angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah
tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S.
Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya:
104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125),
tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88)
dan masih sangat banyak lagi.
6. Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Dalam
Bahasa Arabmukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah,
kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti
membuktikan kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau
membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun
untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa
para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam
ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan
tipu daya para tukang sihir tersebut. Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu
zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan
Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan
seluruh penyair yang ada pada zaman itu.
Ada pula ayat-ayat
yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri
Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi
Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita
bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang
berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah
seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga
menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang
disampaikan melalui lisan utusan-Nya.
7. Al-Quran
sebagai Korektor
Sebagai
korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh
kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi
sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian
tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip
ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh
koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu
tersebut, antara lain:
a) Tentang ajaran
Trinitas (QS 5:73)
b) Tentang Nabi Isa (QS
3:49,59; QS 5:72,76)
c) Tentang peristiwa
penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
d) Tentang Nabi Luth (QS
29:28-30; QS 7:80-84)
e) Tentang Nabi Harun (QS
20:90-94)
f) Tentang Nabi Sulaiman
(QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya.
C. NAMA-NAMA AL-QUR’AN
As-Suyuti menyebut bahwa musannif kitab al-Burhan fi
Musykilati al-qur’an yaitu Abul Ma’ali Syaidalah telah meneliti ada 55 nama
al-Qur’an sesuai dengan firman allah sendiri, yaitu:
1. Al-Qur’an (bacaan)
Wahyu Allah yang diturunkan sebagai kitab terakhir
diberi nama Al-Qur’an yang berarti bacaan sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya. Nama inilah yang paling terkenal dan dikenal baginya, serta paling
sering disebut dalam al-Qur’an itu sendiri. Paling tidak sebanyak lima puluh
kali kata ini disebut dalam al-Qur’an. Di antara pemakaian kata al-Qur’an
sebagai salah satu nama bagi wahyu terakhir adalah tercantum dalam beberapa
surat sebagai berikut:
إِنَّ هَذَاالْقُرءَانَ يَهدِىلِلَّتِى هِىَ
أَقْوَامُ (9)
“Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus.”(Al-Isra’
: 9)
شَهْرُرَمَضَانَ الذِى
اُنْزِلَفِيهِ الْقُرءَانُ......(185)
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadlan, bulan yang
didalamnya diturunkan permulaan al-Qur’an.... “ (Al-Baqarah : 185)
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَٰكَ سَبْعًا مِّنَ ٱلْمَثَانِى وَٱلْقُرْءَانَ ٱلْعَظِيمَ ﴿87﴾
“dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung.” (Al-Hijr : 87)
Selanjutanya mengenai penggunaan al-Qur’an sebagai nama bagi kitab
al-Qur’an tersebut dapat diperhatikan dalam ayat-ayat berikut ini, yakni surat
al-Isra’ ayat 88, surat Thaha ayat 2, surat an-Naml ayat 6, surat al-Ahqaf ayat
29, surat al-Waqi’ah ayat 77, surat al-Hasyr ayat 21, dan al-Dahr ayat 23.
2. Al- Kitab (catatan /
yang ditulis)
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِي (2)
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (Al-Baqarah:
2)
3. Busyro
(kabar gembira)
قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِي (102)
“Katakanlah, "Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari
Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan
menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada
Allah)." (An-Nahl: 102)
4. ‘Ilmu
(ilmu pengetahuan)
فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ (61) .....
“Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh
ilmu.....” (Ali ‘Imran: 61)
5. Al-Urwatil
wusqo (tali yang kuat)
لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَلَهَا وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (256)
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah
jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa
ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang
(teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar,
Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 256)
6. Al-Haq
(kebenaran), dalam surat Ali ‘Imran: 62
7. Jablullah (tali Allah
SWT), dalam surat Ali ‘Imran: 104
8. Bayan (keterangan),
dalam surat Ali ‘Imran: 138
9. Munadi (penyeru), dalam
surat Ali ‘Imran: 193
10. Nurun Mubin (cahaya terang), dalam surat
an-Nisa’: 174
11. Muhaimin (penyaksi), dalam surat al-Maidah: 48
12. Adl (keadilan), dalam surat al-An’am: 115
13. Siratunmustaqim (jalan yang lurus), dalam
surat al-An’am: 157
14. Basha’ir (penjelasan), dalam surat al-A’raf:
203
15. Kalamullah (firman Allah), dalam surat
at-Taubah: 6
16. Hakim (bijaksana), dalam surat Yunus:1
17. Mauidhah (nasehat), dalam surat Yunus: 51
18. Huda (petunjuk), dalam surat Yunus: 57
19. Rahmat (kasih sayang), dalam surat Yunus: 57
20. Arabi (berbahasa arab), dalam surat Yunus: 2
21. Qashas (kisah-kisah), dalam surat Yunus: 3
22. Balagh (penyampai), dalam surat Ibrahim: 5
23. Syifa’ (penawar), dalam surat al-Isra’: 87
24. Qayyim (lurus), dalam surat al-Kahfi: 2
25. Wahyu, dalam surat an-Nisa’: 45
26. Dzikr (peringatan), dalam surat al-Anbiya: 50
27. Mubarok (diberkati), dalam surat al-Anbiya: 50
28. Zabur, dalam surat al-Anbiya: 50
29. Al-Furqon (Pembeda), dalam surat al-Furqan: 1
30. Tanzil (yang diturunkan), dalam surat
asy-Syu’ara’:192
31. Ahsanal Hadits (perkataan terbaik), dalam
surat az-Zumar: 23
32. Matsani (yang diulang-ulang), dalam surat
az-Zumar: 23
33. Mutasyabih (yang serupa), dalam surat
az-Zumar: 23
34. As-Shidq (kebenaran), dalam surat az-Zumar: 33
35. Basyir (kabar gembira), dalam surat
Fushshilat: 4
36. Nadhir (ancaman), dalam surat Fushshilat: 4
37. Aziz (mulia), dalam surat Fushshilat: 41
38. Ar-Ruh, dalam surat asy-Syura:52
39. Ali (yang tinggi), dalam surat az-Zukhruf:40
40. Mubin (yang nyata), dalam surat az-Zukhruf: 2
41. Hikmah (kebijakasanaan), dalam surat al-Qamar:
5
42. Karim (mulia sekali), dalam surat al-Waqiah:
77
43. Tadzkirah (peringatan), dalam surat
al-Haqqah:49
44. ‘Ajab (mengherankan), dalam surat al-Jin: 1
45. Amrullah (keputusan Allah), dalam surat
ath-Thalaq: 5
46. Nabaun Adhim (berita agung), dalam surat
An-Naba’: 201
47. Suhuf (lembaran-lembaran), dalam surat ‘Abasa:
13
48. Mukarramah (yang dimuliakan), dalam surat
‘Abasa: 13
49. Marfu’ah (ditinggikan), dalam surat ‘Abasa: 14
50. Muthohharoh ( yang disucikan), dalam surat
‘Abasa: 14
51. Majid (yang mulia), dalam surat al-Buruj:21
52. Qaul (pekataan), dalam surat ath-Thariq:13
53. Al-Fasl (yang tegas), dalam surat
ath-Thariq:130
54. Al-Hadi (yang memberi petunjuk), dalam surat
al-Isra’:9
55. Balighoh (yang sempurna) , dalam surat
al-Qamar: 5[5]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat
terbesar Rasulullah saw. Mempunyai dua pengertian , yaitu pengertian secara
Etimologi ( bahasa ) dan pengertian menurut terminology ( istilah )
Al- Qur’an
tidak diturunkan secara sekaligus, Al-Qur’an turun secara
berangsu-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para
ulama membagi masa turunnya Al-qur’an ini di bagi menjadi dua
periode, yaitu periode Mekkah dan perode Madinah.
Kodifikasi atau pengumpulan Al-
Qur’an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah saw, Saat Rasulullah saw
masih hidup, ada beberapa orang yang ditunjuk untuk menulis Al-Qur’an yaitu
Zaid bin Zabit, Ali bin Abithalib, Muawiyah bin abu Sofyan, Ubay bin Kaab. Nabi
juga memerintahkan para sahabat utuk menuliskannya diatas pelepah-pelepah
kurma, lempeng-lempengan batu, dankeping-keping tulang.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar,
pada masa kekhalifahannya terdapat perang yang sangat besar ( perang Ridda ).
Dan menewaskan para hafish yang signifikan. Hal ini membuat Umar bin khatab
sangat khawatir, ia menyuruh Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-
Qur’an.
Pada masa Usman bin Affan terdapat
keragaman dalam membaca Al- Qur’an, yang menyebabkan adanya perbedaan dialek
antara suku-suku yang berbeda-beda. Usman bin Affan khawatir
dengan perbedaan tersebut, ia ingin menyalin dan membukukan Al-Qur’an atau
menjadikan mushaf. Dalam melakukan pembukuan ini Usman bin
Affan menyuruh Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash,
Abdulrahman bin Al-harisi bin hysam. Hingga pada saat ini Al-
Qur’an yang kita pakai adalah hasil dari transformasi pada zaman
Usman bin Affan.
Adapun isi pokok ajaran islam yaitu
Masalah akidah,Masalah hukum, Masalah ibadah, Masalah sejarah, Masalah
mu’amalah, Masalah sains, Masalah akhlak, Masalah hokum.
Adapun fungsi dan tujuan Al-
Qur’an diturunkan sebagai berikut, petunjuk bagi mausia, sumber
pokok ajaran islam, peringatan dan pelajaran bagi manusia.
B. SARAN
Sebagai penyusun, penulis merasa
masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon
kritik dan saran dari pembaca. Agar penulis dapat memperbaiki makalah yang
selanjutnya.
Comments
Post a Comment